Bukan kandang breeding yang besar & bagus, hanya kandang kecil pun cuma sedikit, tapi tetap ada ayamnya...
Rabu, 21 Oktober 2015
Jadi irit he...he...he...
Semenjak isi kebon habis plus isi kandang yang di rumah juga berkurang, kini terasa pengeluaran + tenaga untuk ngurusi peliharaan jadi ringan. Saya hitung kasar sekarang cuma keluar sekitar 30 ribuan per minggu, karena kini hanya tinggal ngasih makan 1 jago, 6 jantan muda, 3 babon, 1 betina muda, dan 6 anakan umur 1 bulan. Dari 6 jantan muda paling-paling nanti hanya nyimpan 1 atau 2 saja untuk dijadikan pacek, dan dari 6 anakan sudah pasti nyimpan 3, mudah-mudahan hidup sampai dewasa, dan mudah-mudahan tempatnya nanti cukup.
Jadi.... ya.. tinggal ini saja penampakannya:
Jantan pakhoy dan betina madagaskar coba di jodohkan, mudah-mudahan telurnya gak dihabisin sendiri.
Betina BK-pakhoy warna putih-klawu, kawin dengan BK kelabu punya anak 2 ekor warna putih. Sedangkan 4 ekor lainnya sisa dari kebon, entah dari induk yang mana, sepertinya sih dari 2 betina pakhoy kawin dengan BK-saigon (anak dari betina gundul coklat di atas) masing-masing 2 ekor, pokoknya disimpan dulu sampai dewasa.
Jantan muda, entah dari pasangan mana, sepertinya sih BK kecampuran saigon.
Jantan muda, kalau yang ini jelas anak betina BK generasi ke-2 dengan jantan pakhoy wido, seekor warna rawisnya merah.
Jantan muda BK, sepertinya anak dari betina BK tua kawin dengan cucunya. Yang betina jenis BK, entah anak dari pasangan yang mana.
Ini betina kelabu, setetasan dengan betina putih-kelabu di atas.
=======
Karena kondisi tempat yang saat ini sedang tidak memungkinkan, yakni rumah induk sedang direnovasi dan kebon tidak lama lagi akan ditanami batu-bata, maka sementara ini saya belum akan menambah populasi ternak. Jantan muda yang ada sekarang ini akan saya besarkan dulu, namun bila ada yang berminat pasti akan saya lepas. Yang betina pasti saya tahan, yang jantan mungkin hanya yang hitam muda, jago pakhoy yang tersisa, dan 6 ekor anakan yg juga akan saya besarkan dan nanti diseleksi lagi. Sambil menunggu tempat ternak siap, plus menunggu jantan hitam muda cukup umur untuk dijodohkan. Di rumah kontrakan saya hanya bisa membawa 1 ekor saja, pun sekarang masih proses menyelesaikan tempatnya.
Kalau pembaca bingung, nih cerita kok mbuleeettt.... dibilang rumah lagi direnovasi, kebon mau di tanami batu, sekarang ngontrak, piyyee tooo...???
Jadi.... saya dulu tinggal di rumah ortu, sekarang rumah ini sudah dibagi waris 3 bagian, bagian timur dan tengah sedang direnovasi oleh kakak, tapi bagian barat tidak disentuh renovasi, nah...disitu tempat kurungan ayam-ayam saya.
Kebon dan rumah ortu masih dalam wilayah 1 RT.
Kontrakan, ada di RT sebelah tapi dekat dengan batas RT, jadi dari rumah ortu ke kontrakan jaraknya hanya sekitar 200 meter, dan kebon letaknya kira-kira ditengah antara rumah ortu dan kontrakan. Jadi setiap hari saya malah bisa olahraga jalan kaki pagi dan sore, mugo-mugo makin sehat.....amin...
Jadi.... ya.. tinggal ini saja penampakannya:
Jantan pakhoy dan betina madagaskar coba di jodohkan, mudah-mudahan telurnya gak dihabisin sendiri.
Betina BK-pakhoy warna putih-klawu, kawin dengan BK kelabu punya anak 2 ekor warna putih. Sedangkan 4 ekor lainnya sisa dari kebon, entah dari induk yang mana, sepertinya sih dari 2 betina pakhoy kawin dengan BK-saigon (anak dari betina gundul coklat di atas) masing-masing 2 ekor, pokoknya disimpan dulu sampai dewasa.
Jantan muda, entah dari pasangan mana, sepertinya sih BK kecampuran saigon.
Jantan muda, kalau yang ini jelas anak betina BK generasi ke-2 dengan jantan pakhoy wido, seekor warna rawisnya merah.
Jantan muda BK, sepertinya anak dari betina BK tua kawin dengan cucunya. Yang betina jenis BK, entah anak dari pasangan yang mana.
Ini betina kelabu, setetasan dengan betina putih-kelabu di atas.
=======
Karena kondisi tempat yang saat ini sedang tidak memungkinkan, yakni rumah induk sedang direnovasi dan kebon tidak lama lagi akan ditanami batu-bata, maka sementara ini saya belum akan menambah populasi ternak. Jantan muda yang ada sekarang ini akan saya besarkan dulu, namun bila ada yang berminat pasti akan saya lepas. Yang betina pasti saya tahan, yang jantan mungkin hanya yang hitam muda, jago pakhoy yang tersisa, dan 6 ekor anakan yg juga akan saya besarkan dan nanti diseleksi lagi. Sambil menunggu tempat ternak siap, plus menunggu jantan hitam muda cukup umur untuk dijodohkan. Di rumah kontrakan saya hanya bisa membawa 1 ekor saja, pun sekarang masih proses menyelesaikan tempatnya.
Kalau pembaca bingung, nih cerita kok mbuleeettt.... dibilang rumah lagi direnovasi, kebon mau di tanami batu, sekarang ngontrak, piyyee tooo...???
Jadi.... saya dulu tinggal di rumah ortu, sekarang rumah ini sudah dibagi waris 3 bagian, bagian timur dan tengah sedang direnovasi oleh kakak, tapi bagian barat tidak disentuh renovasi, nah...disitu tempat kurungan ayam-ayam saya.
Kebon dan rumah ortu masih dalam wilayah 1 RT.
Kontrakan, ada di RT sebelah tapi dekat dengan batas RT, jadi dari rumah ortu ke kontrakan jaraknya hanya sekitar 200 meter, dan kebon letaknya kira-kira ditengah antara rumah ortu dan kontrakan. Jadi setiap hari saya malah bisa olahraga jalan kaki pagi dan sore, mugo-mugo makin sehat.....amin...
Selasa, 29 September 2015
Kebetulan atau sudah digariskan ??
Kali ini agak sedikit keluar dari ternak ayam, sedikit cerita tentang sesuatu yang saya alami. Peristiwa yang mungkin bisa menunjukkan kuasa yang dimiliki oleh Yang Maha Kuasa.
Beberapa tahun terakhir ini, saat pikiran sedang lega, sedang plong, hati sedang senang, sering saya berpikir ke belakang, flashback, dengan keadaan saya, kondisi saya, tentang berbagai peristiwa yang saling berkaitan.
Awal saya mulai merenung seperti ini adalah ketika saya menapaki hidup baru dengan orang lain yang disebut sebagai "istri". Ketika mulai memasuki fase pencarian calon istri, banyak pilihan yang ada, namun dalam perjalanannya tidak terlalu banyak lika-liku. Calon istri yang pertama usia terpaut 5 tahun lebih muda, sempat berjalan hampir 2 tahun, dan kandas karena tidak ada restu. Kelak di kemudian hari saya baru memahami bahwa doa orangtua, terutama IBU, sangat-sangat manjur dan di ridloi oleh Yang Maha Kuasa. Setelah yang pertama ini saya kenal dengan wanita yang sifatnya agak mirip dengan mantan, namun yang ini lebih dewasa, usianya 2 tahun lebih muda. Meskipun bertahun-tahun mempunyai hubungan komunikasi yang intens, sering ketemu, ada rasa saling tertarik, namun kami tidak pernah jadian sebagai pacar, bisa dibilang hanya TTM. Beberapa kali saya berniat untuk meresmikan hubungan kami namun seperti ada bisikan dari hati kecil saya: santai sajalah, gak usah tergesa, kamu sangat mudah mendapatkan yang ini. Akhirnya sampai suatu saat justru saya yang ditodong olehnya, kami pergi ke suatu tempat dan dia bertanya: kamu memposisikan saya sebagai apamu?
Dhueerr....!!
Dalam kondisi normal pasti kesempatan ini langsung saya sikat, apalagi Ibu saya bisa menerima keduanya, namun kondisi saat itu saya juga sedang dekat dengan wanita lain dan hubungan kami sepertinya akan serius. Usianya 5 tahun lebih muda, namun cukup dewasa seperti TTM saya.
Finalnya, TTM saya menikah 8 bulan setelah kejadian itu, dan saya melanjutkan hubungan dengan wanita yang kedua hingga sekarang telah sah menjadi istri saya dan telah memberikan 2 anak yang cantik-cantik, dan yang paling penting: dia support saya untuk tetap memelihara ayam, dan kemarin saat ayam saya hampir habis, tinggal 11 ekor + 6 anakan yang baru netas, dia tetap memberikan komen positif.
Saya tidak tahu kalau saya milih TTM saya apakah anak-anak saya akan sepintar dan secantik anak-anak saya ini? entahlah, itu rahasia Yang Maha Kuasa. Kebetulan lagi, TTM saya juga punya 2 anak perempuan, he..he..
Yang masih hangat berkaitan dengan ayam, sekitar 2 minggu yang lalu ayam saya yang dikebon telah habis tanpa sisa, trus kaitannya apa? Beberapa bulan sebelumnya kami sekeluarga dikumpulkan oleh Ibu untuk membicarakan hak waris kami. Keputusannya jelas, bagian masing-masing sudah jelas, semua mufakat. Kakak-kakak saya semua telah memiliki rumah, tinggal saya yang belum, jadi saya masih menempati rumah Ibu. Dua minggu yang lalu mendadak kakak saya bilang mau renovasi bagiannya, pilihan bagi saya adalah tetap di rumah itu dengan resiko debu, sekalian ikut renovasi bagian saya, atau ngontrak dulu. Sempat kepikiran renovasi sekalian, tapi tidak bisa mulai untuk bikin rumah sendiri. Malah tercetus ide, bilang kakak untuk "nyusuki" bagian saya, nggak nyangka kakak setuju, alhamdulillah....
Ternyata ini toh maksudnya Yang Maha Kuasa menghadiahkan aratan di kebon sehingga ayam saya habis, dengan demikian saya gak susah-susah lagi mikir ayam yang di kebon mau ditaruh dimana saat harus memulai untuk bikin pondasi. Meskipun kalau dihitung-hitung dana yang ada belum cukup untuk bikin rumah sampai finishing namun paling tidak keluarga saya punya rumah sendiri, hasil jerih payah kami sendiri, poin itu yang tidak bisa ditukar dengan apapun. Ayam di kebon habis pun nggak masalah, saya ikhlas kalau balasannya seperti ini. Ibu saya pun beberapa kali bilang agar ayam saya dikurangi biar nggak terlalu repot ngurusnya. Mungkin Ibu saya juga berdoa agar anaknya yang bandel ini mau sedikit mendengar kata-kata Ibunya. Disamping itu, saya dipindah lagi dari tempat kerja saya, dan disini jam kerjanya dari pukul 07.00-16.00 WIB, namun hari Jumat pulang jam 15.00 WIB. Dipikir-pikir kalau ayam saya masih sebanyak yang kemarin memang sepertinya saya akan kerepotan mengatur waktu di pagi hari.
Kembali ke mujarabnya doa Ibu, akhirnya kejadian deh peristiwa yang menimpa saya dalam beberapa minggu terkahir ini, dan saya pikir kejadian-kejadian itu memang berkaitan dan mempunyai tujuan tertentu. Mudah-mudahan tahun 2016 kami sudah bisa menempati rumah kami sendiri, amin.... Bismilahhirrokhmaannirrokhiim...
Beberapa tahun terakhir ini, saat pikiran sedang lega, sedang plong, hati sedang senang, sering saya berpikir ke belakang, flashback, dengan keadaan saya, kondisi saya, tentang berbagai peristiwa yang saling berkaitan.
Awal saya mulai merenung seperti ini adalah ketika saya menapaki hidup baru dengan orang lain yang disebut sebagai "istri". Ketika mulai memasuki fase pencarian calon istri, banyak pilihan yang ada, namun dalam perjalanannya tidak terlalu banyak lika-liku. Calon istri yang pertama usia terpaut 5 tahun lebih muda, sempat berjalan hampir 2 tahun, dan kandas karena tidak ada restu. Kelak di kemudian hari saya baru memahami bahwa doa orangtua, terutama IBU, sangat-sangat manjur dan di ridloi oleh Yang Maha Kuasa. Setelah yang pertama ini saya kenal dengan wanita yang sifatnya agak mirip dengan mantan, namun yang ini lebih dewasa, usianya 2 tahun lebih muda. Meskipun bertahun-tahun mempunyai hubungan komunikasi yang intens, sering ketemu, ada rasa saling tertarik, namun kami tidak pernah jadian sebagai pacar, bisa dibilang hanya TTM. Beberapa kali saya berniat untuk meresmikan hubungan kami namun seperti ada bisikan dari hati kecil saya: santai sajalah, gak usah tergesa, kamu sangat mudah mendapatkan yang ini. Akhirnya sampai suatu saat justru saya yang ditodong olehnya, kami pergi ke suatu tempat dan dia bertanya: kamu memposisikan saya sebagai apamu?
Dhueerr....!!
Dalam kondisi normal pasti kesempatan ini langsung saya sikat, apalagi Ibu saya bisa menerima keduanya, namun kondisi saat itu saya juga sedang dekat dengan wanita lain dan hubungan kami sepertinya akan serius. Usianya 5 tahun lebih muda, namun cukup dewasa seperti TTM saya.
Finalnya, TTM saya menikah 8 bulan setelah kejadian itu, dan saya melanjutkan hubungan dengan wanita yang kedua hingga sekarang telah sah menjadi istri saya dan telah memberikan 2 anak yang cantik-cantik, dan yang paling penting: dia support saya untuk tetap memelihara ayam, dan kemarin saat ayam saya hampir habis, tinggal 11 ekor + 6 anakan yang baru netas, dia tetap memberikan komen positif.
Saya tidak tahu kalau saya milih TTM saya apakah anak-anak saya akan sepintar dan secantik anak-anak saya ini? entahlah, itu rahasia Yang Maha Kuasa. Kebetulan lagi, TTM saya juga punya 2 anak perempuan, he..he..
Yang masih hangat berkaitan dengan ayam, sekitar 2 minggu yang lalu ayam saya yang dikebon telah habis tanpa sisa, trus kaitannya apa? Beberapa bulan sebelumnya kami sekeluarga dikumpulkan oleh Ibu untuk membicarakan hak waris kami. Keputusannya jelas, bagian masing-masing sudah jelas, semua mufakat. Kakak-kakak saya semua telah memiliki rumah, tinggal saya yang belum, jadi saya masih menempati rumah Ibu. Dua minggu yang lalu mendadak kakak saya bilang mau renovasi bagiannya, pilihan bagi saya adalah tetap di rumah itu dengan resiko debu, sekalian ikut renovasi bagian saya, atau ngontrak dulu. Sempat kepikiran renovasi sekalian, tapi tidak bisa mulai untuk bikin rumah sendiri. Malah tercetus ide, bilang kakak untuk "nyusuki" bagian saya, nggak nyangka kakak setuju, alhamdulillah....
Ternyata ini toh maksudnya Yang Maha Kuasa menghadiahkan aratan di kebon sehingga ayam saya habis, dengan demikian saya gak susah-susah lagi mikir ayam yang di kebon mau ditaruh dimana saat harus memulai untuk bikin pondasi. Meskipun kalau dihitung-hitung dana yang ada belum cukup untuk bikin rumah sampai finishing namun paling tidak keluarga saya punya rumah sendiri, hasil jerih payah kami sendiri, poin itu yang tidak bisa ditukar dengan apapun. Ayam di kebon habis pun nggak masalah, saya ikhlas kalau balasannya seperti ini. Ibu saya pun beberapa kali bilang agar ayam saya dikurangi biar nggak terlalu repot ngurusnya. Mungkin Ibu saya juga berdoa agar anaknya yang bandel ini mau sedikit mendengar kata-kata Ibunya. Disamping itu, saya dipindah lagi dari tempat kerja saya, dan disini jam kerjanya dari pukul 07.00-16.00 WIB, namun hari Jumat pulang jam 15.00 WIB. Dipikir-pikir kalau ayam saya masih sebanyak yang kemarin memang sepertinya saya akan kerepotan mengatur waktu di pagi hari.
Kembali ke mujarabnya doa Ibu, akhirnya kejadian deh peristiwa yang menimpa saya dalam beberapa minggu terkahir ini, dan saya pikir kejadian-kejadian itu memang berkaitan dan mempunyai tujuan tertentu. Mudah-mudahan tahun 2016 kami sudah bisa menempati rumah kami sendiri, amin.... Bismilahhirrokhmaannirrokhiim...
Rabu, 02 September 2015
Haruskah saya bilang WOWWW..... ?!
Setelah 3 tahun berjalan lancar, aman, meskipun ada hambatan kecil seperti serangan tikus ke anakan yang baru menetas, akhirnya saya juga harus merasakan yang namanya "aratan".
Bermula dari seekor betina di kebon yang tiba-tiba ngorok, entah ketularan dari mana, segera saya kurung -masih di kebon juga-, dan mati 2 hari kemudian. Hanya berselang sehari setelah betina tersebut mati, pagi-pagi saat saya memberi makan, terlihat beberapa ekor sudah kelihatan lemas dan nggak mau makan, waduhhhh.....alamat nih.... Benar saja, Senin pagi sudah ada 6 ekor yang ngorok, langsung saya kurung, dan pagi tadi, hari Rabu, sudah 5 ekor koit, dan 1 lagi sudah hampir koit.
Karung ini isinya 2 ekor betina BK-Saigon-Khoy, 1 ekor BK-Khoy, dan 1 ekor BK-Saigon:
Ini betina BK-Saigon:
Ini BK-Saigon sudah hampir koit, mungkin sore ini bakalan mati:
Ini sudah mulai ngorok, sudah dipisah di kurungan tersendiri, koit yowis, bisa sehat lagi ya syukur:
Sementara itu dua betina yang mengeram sudah menetaskan anaknya, 2 ekor dan 8 ekor, seneng donk.... karena kemarin tahunya sudah sore maka saya biarin di kebon, kebetulan mengeramnya di tatakan tempat kotoran kandang, saya pikir aman lah, jadi besok pagi saja mindahnya, niat saya begitu. Dan memang keinginan belum tentu sejalan dengan kenyataan.... pagi ini saat saya akan ambil anakan yang 8 ekor kok susah amat, sembunyi kemanaa.... ternyata dibawah eraman induknya hanya ada 2 ekor kuthuk, wissss.....tikus menehhhh.... 6 kuthuk bablas dan saya nemu sisa bangkainya 2 ekor. Tikus jahannaaammmm.....awwasss sampai ketangkap bakal ku mutilasi lu!! mana induknya juga ikut-ikutan ngorok....komplit tenannn..... Masih ada seekor lagi yang mengeram dan tinggal tunggu menetas, tadi pagi saya cek sudah kedengaran suara ciap-ciapnya, mau nggak mau harus balapan dengan tikus biadab kalau nggak pengen kehilangan kuthuk lagi.
Aratan.... ooohh.. aratan.....
~ malah Koes Plus-an~
update 3/9/2015:
Jago Bk-Saigon di atas dan betina Pakhoy-BK yang 6 anaknya dibabat tikus juga mati pagi ini. Dikurungan terpisah sudah antri 3 ekor, kalau nggak sore nanti ya besok pagi mesti gali lubang lagi...
Sore: mati lagi 1 ekor betina pakhoy-BK
update 4/9/2015:
Pagi: mati lagi 1 betina pakhoy-BK, akan nyusul jantan muda dan betina muda BK. Dikurungan lain masih antri lagi betina pertama yang saya miliki sudah sesak napas, plus tiga betina muda lainnya. Siap-siap isi kebon bakal habis-bissssss...
Update 8/9/2015:
Sampai pagi ini ayam di kebon yang hidup tinggal 2 ekor, 1 jantan Pakhoy-BK warna wido, 1 betina BK-Saigon. Keduanya terlihat sudah ketularan. Kewajiban saya tetap ngasih makan dan obat masih saya berikan, itu usaha saya, kalau nanti mati yowis, bisa hidup ya syukur.
Update 14/9/2015:
Ayam yang dikebon habis tanpa sisa, bahkan kuthuk yang menetas di kebon dan segera saya pindah ke rumah pun tidak ada yang bertahan, mati semua, dan ternyata virusnya sudah ikut jalan-jalan ke rumah, duhhh.... Dimulai dari seekor betina BK-Pakhoy yang sedang mengeram, disusul seekor anakan BK, yang yang bikin nyesek banget adalah matinya dere betina keturunan inbreed pacek Pakhoy-BK warna wido dengan induk warna hitam, dominan Pakhoy, warna bulu coklat-kuning, warna kaki full hijau, kuku hitam semua, nyeseeekk banget... mana sudah gak bisa bikin lagi karena induknya sudah mati semua, dan sudah gak ada betina lain yang gen-nya dominan pakhoy.
Hari Minggu kemarin hampir seharian bersih-bersih kandang, nyuapin obat ke ayam yang masih sehat dan yang mulai ngantuk, sambil nyemproti tempat kotoran dengan minyak tanah. Sore harinya ketahuan anakan umur dua bulanan di satu kurungan mulai ngantuk, malam harinya saat mau keluar dengan anak-anak terlihat jago pakhoy tua (saudara setetasan dengan pakhoy wido) yang ada didepan rumah juga kelihatan ngantuk. Akhirnya setelah pulang langsung ngurus si jago, kasih obat, pindah kandang, sampai-sampai lupa kalau ada jadwal balapan MotoGP, asemmm...
Pagi tadi, si jago tua masih ngorok, telih nggak turun, anakan yang umur dua bulanan juga sama, telih nggak turun. Sore ini, entahlah.... sepertinya Yang Maha Kuasa memang mengerti kebutuhan hambanya ini, karena di tempat baru saya sekarang jam kantor mulai 07.00-16.00 WIB, Senin-Kamis, untuk Jumat 07.00-15.00 WIB, sehingga kalau piaraan saya masih banyak maka saya nggak akan bisa masuk kantor tepat waktu. Mending begitu kan daripada berpikir negatif, ayam bisa dicari, tapi waktu dan kesempatan? emang bisa dibeliii....?!
Bismillah.....kalau memang masih diperkenankan ternak pasti masih ada ayam yang bertahan hidup di KandangAbang, amiinn...
Bermula dari seekor betina di kebon yang tiba-tiba ngorok, entah ketularan dari mana, segera saya kurung -masih di kebon juga-, dan mati 2 hari kemudian. Hanya berselang sehari setelah betina tersebut mati, pagi-pagi saat saya memberi makan, terlihat beberapa ekor sudah kelihatan lemas dan nggak mau makan, waduhhhh.....alamat nih.... Benar saja, Senin pagi sudah ada 6 ekor yang ngorok, langsung saya kurung, dan pagi tadi, hari Rabu, sudah 5 ekor koit, dan 1 lagi sudah hampir koit.
Karung ini isinya 2 ekor betina BK-Saigon-Khoy, 1 ekor BK-Khoy, dan 1 ekor BK-Saigon:
Ini betina BK-Saigon:
Ini BK-Saigon sudah hampir koit, mungkin sore ini bakalan mati:
Ini sudah mulai ngorok, sudah dipisah di kurungan tersendiri, koit yowis, bisa sehat lagi ya syukur:
Sementara itu dua betina yang mengeram sudah menetaskan anaknya, 2 ekor dan 8 ekor, seneng donk.... karena kemarin tahunya sudah sore maka saya biarin di kebon, kebetulan mengeramnya di tatakan tempat kotoran kandang, saya pikir aman lah, jadi besok pagi saja mindahnya, niat saya begitu. Dan memang keinginan belum tentu sejalan dengan kenyataan.... pagi ini saat saya akan ambil anakan yang 8 ekor kok susah amat, sembunyi kemanaa.... ternyata dibawah eraman induknya hanya ada 2 ekor kuthuk, wissss.....tikus menehhhh.... 6 kuthuk bablas dan saya nemu sisa bangkainya 2 ekor. Tikus jahannaaammmm.....awwasss sampai ketangkap bakal ku mutilasi lu!! mana induknya juga ikut-ikutan ngorok....komplit tenannn..... Masih ada seekor lagi yang mengeram dan tinggal tunggu menetas, tadi pagi saya cek sudah kedengaran suara ciap-ciapnya, mau nggak mau harus balapan dengan tikus biadab kalau nggak pengen kehilangan kuthuk lagi.
Aratan.... ooohh.. aratan.....
~ malah Koes Plus-an~
update 3/9/2015:
Jago Bk-Saigon di atas dan betina Pakhoy-BK yang 6 anaknya dibabat tikus juga mati pagi ini. Dikurungan terpisah sudah antri 3 ekor, kalau nggak sore nanti ya besok pagi mesti gali lubang lagi...
Sore: mati lagi 1 ekor betina pakhoy-BK
update 4/9/2015:
Pagi: mati lagi 1 betina pakhoy-BK, akan nyusul jantan muda dan betina muda BK. Dikurungan lain masih antri lagi betina pertama yang saya miliki sudah sesak napas, plus tiga betina muda lainnya. Siap-siap isi kebon bakal habis-bissssss...
Update 8/9/2015:
Sampai pagi ini ayam di kebon yang hidup tinggal 2 ekor, 1 jantan Pakhoy-BK warna wido, 1 betina BK-Saigon. Keduanya terlihat sudah ketularan. Kewajiban saya tetap ngasih makan dan obat masih saya berikan, itu usaha saya, kalau nanti mati yowis, bisa hidup ya syukur.
Update 14/9/2015:
Ayam yang dikebon habis tanpa sisa, bahkan kuthuk yang menetas di kebon dan segera saya pindah ke rumah pun tidak ada yang bertahan, mati semua, dan ternyata virusnya sudah ikut jalan-jalan ke rumah, duhhh.... Dimulai dari seekor betina BK-Pakhoy yang sedang mengeram, disusul seekor anakan BK, yang yang bikin nyesek banget adalah matinya dere betina keturunan inbreed pacek Pakhoy-BK warna wido dengan induk warna hitam, dominan Pakhoy, warna bulu coklat-kuning, warna kaki full hijau, kuku hitam semua, nyeseeekk banget... mana sudah gak bisa bikin lagi karena induknya sudah mati semua, dan sudah gak ada betina lain yang gen-nya dominan pakhoy.
Hari Minggu kemarin hampir seharian bersih-bersih kandang, nyuapin obat ke ayam yang masih sehat dan yang mulai ngantuk, sambil nyemproti tempat kotoran dengan minyak tanah. Sore harinya ketahuan anakan umur dua bulanan di satu kurungan mulai ngantuk, malam harinya saat mau keluar dengan anak-anak terlihat jago pakhoy tua (saudara setetasan dengan pakhoy wido) yang ada didepan rumah juga kelihatan ngantuk. Akhirnya setelah pulang langsung ngurus si jago, kasih obat, pindah kandang, sampai-sampai lupa kalau ada jadwal balapan MotoGP, asemmm...
Pagi tadi, si jago tua masih ngorok, telih nggak turun, anakan yang umur dua bulanan juga sama, telih nggak turun. Sore ini, entahlah.... sepertinya Yang Maha Kuasa memang mengerti kebutuhan hambanya ini, karena di tempat baru saya sekarang jam kantor mulai 07.00-16.00 WIB, Senin-Kamis, untuk Jumat 07.00-15.00 WIB, sehingga kalau piaraan saya masih banyak maka saya nggak akan bisa masuk kantor tepat waktu. Mending begitu kan daripada berpikir negatif, ayam bisa dicari, tapi waktu dan kesempatan? emang bisa dibeliii....?!
Bismillah.....kalau memang masih diperkenankan ternak pasti masih ada ayam yang bertahan hidup di KandangAbang, amiinn...
Rabu, 26 Agustus 2015
Jantan muda, masih bahan
Ini 2 ekor jantan muda yang masih tersisa, umur sekitar 7 bulan, bulu leher dan ekor masih rebung, masih mulus belum pernah abar. Jantan yang lebih muda lagi masih umur 3-4 bulanan akan saya upload lain waktu.
Bisa pindah kandang, tinggal yang merah bata-gelap, cukup 300rb, bisa nego.
Maaf gambarnya jadi miring semua dan kurang jelas, aslinya sudah diedit jadi tegak, kalau ada kesempatan lagi akan saya perbaharui. Bila nanti sempat diabar meskipun sebentar juga akan saya upload videonya.
update 8/9/2015:
BOOKED rekan dari Jakarta, paket akan dikirim Sabtu, 12 September 2015, sore.
Pakhoy-BK masih kecil, umur kurang dari 4 bulan, warna rawis merah kecoklatan, jantan 2 ekor, betina 1 ekor, masih satu tetasan.
Mohon maaf, baru dapat fotonya yg seekor ini, yg 2 ekor lagi bulunya belum utuh seperti ini, foto menyusul.
Jantan Wido: SOLD !!
- pacek: Pakhoy-BK, rawis wido.
- induk: Saigon-BK-Khoy, bulu hitam, gundul.
- pegangan enak, berat masih dibawah 3 kg, badan masih kurus, tulangan lumayan.
Jantan merah bata-gelap (bingung nyebut warnanya): BOOKED rekan dari Jakarta
- pacek: BK-Saigon, rawis merah.
- induk: Khoy-Saigon-BK, bulu hitam, dominan Saigon-BK.
- pegangan enak, berat masih dibawah 3 kg, tulangan lebih kasar dari yang wido.
- minus: sayap kanan belum komplit, ada bulu yang lepas
update 14/9/2015:
Nggak bisa narsis dulu sebelum masuk kardus, dari pada lepas mending langsung dimasukkan, siap berangkat ke Stasiun Tugu, semoga sehat dan mampu menyenangkan pemilik baru.
Bisa pindah kandang, tinggal yang merah bata-gelap, cukup 300rb, bisa nego.
Maaf gambarnya jadi miring semua dan kurang jelas, aslinya sudah diedit jadi tegak, kalau ada kesempatan lagi akan saya perbaharui. Bila nanti sempat diabar meskipun sebentar juga akan saya upload videonya.
update 8/9/2015:
BOOKED rekan dari Jakarta, paket akan dikirim Sabtu, 12 September 2015, sore.
Pakhoy-BK masih kecil, umur kurang dari 4 bulan, warna rawis merah kecoklatan, jantan 2 ekor, betina 1 ekor, masih satu tetasan.
Mohon maaf, baru dapat fotonya yg seekor ini, yg 2 ekor lagi bulunya belum utuh seperti ini, foto menyusul.
Jantan Wido: SOLD !!
- pacek: Pakhoy-BK, rawis wido.
- induk: Saigon-BK-Khoy, bulu hitam, gundul.
- pegangan enak, berat masih dibawah 3 kg, badan masih kurus, tulangan lumayan.
Jantan merah bata-gelap (bingung nyebut warnanya): BOOKED rekan dari Jakarta
- pacek: BK-Saigon, rawis merah.
- induk: Khoy-Saigon-BK, bulu hitam, dominan Saigon-BK.
- pegangan enak, berat masih dibawah 3 kg, tulangan lebih kasar dari yang wido.
- minus: sayap kanan belum komplit, ada bulu yang lepas
update 14/9/2015:
Nggak bisa narsis dulu sebelum masuk kardus, dari pada lepas mending langsung dimasukkan, siap berangkat ke Stasiun Tugu, semoga sehat dan mampu menyenangkan pemilik baru.
Senin, 17 Agustus 2015
Bocah-bocah Mulai Gede
Bulan Agustus 2015 tanpa terasa sudah masuk dipertengahan bulan, berarti 7 bulan telah berlalu di tahun 2015 ini. Anak-anak kecil tetasan akhir Januari lalu juga sudah beranjak dewasa, dan adik-adiknya lagi dari beda induk sudah ada beberapa generasi.
Dari 10 ekor BK-Saigon-Khoy tetasan akhir Januari sekarang tinggal 4 ekor, 2 jantan 2 betina, lainnya 3 jantan dan 2 betina terjual, 1 jantan diopor saat Idul Fitri kemarin. Jantan yang tersisa berwarna wido dan merah bata, keduanya sudah mulai berkokok, namun bulu masih belum utuh, nyali juga belum kelihatan. Mungkin tidak sampai sebulan lagi sudah bisa diabar ringan.
Sementara generasi berikutnya, keturunan BK-Khoy dan BK, menetas di akhir Februari dan awal Maret, beberapa betina sudah masuk penggorengan, sementara jantan masih ada 5 ekor.
Generasi berikutnya lagi, keturunan BK dan BK-Khoy, menetas minggu ke-3 April, ada 2 betina dan 11 jantan. Beberapa ekor yang jantan mesti dipisah kurungan karena mulai tawur, wiss.... habis kurungannya, dah gak ada tempat lagi untuk anakan tanggung, sepertinya bulan depan mesti nambah kurungan lagi nih...
Generasi berikutnya lagi, BK-Khoy, menetas di awal Juni, ada 3 ekor sepertinya jantan semua.
Yang termuda tetasan awal Bulan Juli ada 7 ekor, keturunan BK dan Khoy-BK, hanya saja generasi terakhir ini bermasalah dengan kesehatannya, ada beberapa yang kena cacar, dan ada juga yang matanya bengkak berair. Yah....biar saja... kalau sembuh ya syukur, kalau gak sembuh ya nanti kalau sudah agak gede buat lauk makan.
Sementara di kandang ada beberapa betina yang sudah mengeram, 2 betina BK dengan pacek BK, 1 BK-Khoy dan 1 Khoy-BK dengan pacek BK-Saigon, perkiraan nanti akan menetas di awal September. Semoga saja nanti ada kurungan yang bisa dipakai untuk bayi-bayi yang akan menetas tersebut.
Libur weekend plus libur HUT kemerdekaan kemarin bisa termanfaatkan untuk menumpuk batako sebagai alas pagar kebon yang sudah minta diganti, meskipun belum selesai seluruhnya namun bisa mencapai 70% terpasang, rencana Sabtu besok menyelesaikan yang tinggal sedikit ini. Sementara menunggu Sabtu, jadwal lainnya adalah membelah bambu lagi..... pokoknya jadwalnya masih padaaattt....
Dari 10 ekor BK-Saigon-Khoy tetasan akhir Januari sekarang tinggal 4 ekor, 2 jantan 2 betina, lainnya 3 jantan dan 2 betina terjual, 1 jantan diopor saat Idul Fitri kemarin. Jantan yang tersisa berwarna wido dan merah bata, keduanya sudah mulai berkokok, namun bulu masih belum utuh, nyali juga belum kelihatan. Mungkin tidak sampai sebulan lagi sudah bisa diabar ringan.
Sementara generasi berikutnya, keturunan BK-Khoy dan BK, menetas di akhir Februari dan awal Maret, beberapa betina sudah masuk penggorengan, sementara jantan masih ada 5 ekor.
Generasi berikutnya lagi, keturunan BK dan BK-Khoy, menetas minggu ke-3 April, ada 2 betina dan 11 jantan. Beberapa ekor yang jantan mesti dipisah kurungan karena mulai tawur, wiss.... habis kurungannya, dah gak ada tempat lagi untuk anakan tanggung, sepertinya bulan depan mesti nambah kurungan lagi nih...
Generasi berikutnya lagi, BK-Khoy, menetas di awal Juni, ada 3 ekor sepertinya jantan semua.
Yang termuda tetasan awal Bulan Juli ada 7 ekor, keturunan BK dan Khoy-BK, hanya saja generasi terakhir ini bermasalah dengan kesehatannya, ada beberapa yang kena cacar, dan ada juga yang matanya bengkak berair. Yah....biar saja... kalau sembuh ya syukur, kalau gak sembuh ya nanti kalau sudah agak gede buat lauk makan.
Sementara di kandang ada beberapa betina yang sudah mengeram, 2 betina BK dengan pacek BK, 1 BK-Khoy dan 1 Khoy-BK dengan pacek BK-Saigon, perkiraan nanti akan menetas di awal September. Semoga saja nanti ada kurungan yang bisa dipakai untuk bayi-bayi yang akan menetas tersebut.
Libur weekend plus libur HUT kemerdekaan kemarin bisa termanfaatkan untuk menumpuk batako sebagai alas pagar kebon yang sudah minta diganti, meskipun belum selesai seluruhnya namun bisa mencapai 70% terpasang, rencana Sabtu besok menyelesaikan yang tinggal sedikit ini. Sementara menunggu Sabtu, jadwal lainnya adalah membelah bambu lagi..... pokoknya jadwalnya masih padaaattt....
Kamis, 26 Maret 2015
Dikurangin gak ya....???
Saat memulai memelihara ayam lagi waktu itu hanya punya seekor betina BK, pejantan tinggal pinjam punya kakak, kurungannya sebelahan sih... Jenisnya gak tahu persis, lah kakak juga cuma dikasih kawannya yang hobiis berat ayam adu. Sebenarnya dikasih tahu jenisnya cuma kakak gak ingat apa pastinya, tapi dilihat dari tongkrongannya mendekati jenis pakhoy. Meskipun jari-jari kedua kakinya cengkrong/ciker/cacat tapi tetep aja dipake sebagai pejantan, gak masalaaah.... Beberapa waktu kemudian isi kurungan mulai tambah dengan jenis BK-Saigon beli dari teman di Pasuruan, trus tambah lagi dengan mulai menetasnya telur dari babon yang pertama. Hingga saat ini tanpa terasa sudah cukup banyak betina yang ada di kurungan yang di rumah dan di kebon, baik yang dikurung maupun yang dilepas, belum lagi beberapa anakan yang masih kecil. Jenisnya terdiri dari cross BK-Pakhoy, BK-Saigon, dan BK-Saigon-Pakhoy, ada pula yang inbreed BK-Pakhoy. Sebenarnya sih pengen bikin line-breed lagi dari beberapa betina dan pejantan yang ada, tapi terhalang oleh keadaan tempat yang terbatas, mana kurungan untuk perjodohan sudah ada yang rusak gak bisa dipakai dan belum cukup waktu untuk memperbaiki.
Ada kejadian yang membuat saya merasa kuasa Tuhan benar-benar tidak terbatas, kun fayakun, apa yang terjadi maka terjadilah. Di kebon ada 2 pejantan BK-Saigon saudara setetasan, bodi, warna, gaya tarung, hampir semuanya mirip. Saya ingat betul, hari Sabtu saya hanya ke kebon di pagi hari, ngasih makan seperti biasa, siang harinya hujan turun terus sampai sore sehingga saya gak ke kebon. Malam harinya saya kepikiran daripada punya 2 pejantan yang hampir sama mending saya KURANGI salah satu. Saya berniat mau memfoto keesokan paginya untuk diiklankan. Minggu pagi seperti biasa ngasih makan ke kebon, dikurungan perjodohan betina pertama yang saya punya dengan pejantan hitam cucunya ada bilah bambu yang patah, pejantan hitam muda berdiri lemes di pojok, weehhh... ada apa ini?? lanjut ngasih makan dulu aja... Balik dari kurungan di pojok baru kelihatan pejantan BK-Saigon yang saya niatin salah satunya mau saya jual sudah terbaring kaku, hadeehh..... niat saya yang tadi malam, meskipun hanya dalam hati ternyata di-amini oleh malaikat dan Yang Kuasa, pejantan saya BERKURANG satu ekor he..he..he... Padahal kalau dilihat fisik ayamnya BK-Saigon ini lebih gede, lebih tua, lebih atos, jalu lancip 1,5 cm, sedangkan yang hitam badan lebih kecil, jalu jagung, bulu baru lengkap, ora gandeng babar blass, memang si hitam kena mata kanannya tapi yang mati justru yang gede, opo ra marai gumun? Saya nangkapnya santai saja, makhluk bernyawa pasti mati, dan dibalik kejadian ini mungkin yang kuasa punya maksud lain untuk saya.
Beberapa jantan muda sudah pindah kandang, namun di kebon masih ada beberapa betina yang dilepas bebas, karena keterbatasan kurungan sepertinya saya akan MENJUAL saja beberapa betina BK-Pakhoy dan BK, ada yang hitam ada yang kelabu, paling tua usianya 2 tahun, seingat saya beberapa ada di posting awal blog ini. Kalau minat betina cross BK-Saigon-pakhoy (pakhoy-nya sedikiiit...) juga boleh, tapi baru umur 2 bulan. Harga mahal, betina dewasa 300rb, mahal loh harga segitu bagi saya.. Yang masih umur 2 bulan cukup 100rb, juga mahal kan... Kalau pengen lihat ayah-ibunya juga beberapa masih ada. Khusus betina gundul warna coklat, umur 2 tahunan, bodi lumayan besar untuk betina, juga boleh tapi nunggu setelah periode bertelur+mengeram yang sekarang, harga special 600rb saja, cuma hati-hati aja, makannya buanyaaakk.... he..he..he...
Sudah saya sebut di awal, HARGA MAHAL, artinya itu sudah nett ya, jangan nawar lagi. Bagi yang minta foto, mohon maaaaaaafffff.... kabel data saya lagi soak belum sempat beli, jadi biar lebih mantap mendingan langsung ke tempat saya saja nggih....
Ada kejadian yang membuat saya merasa kuasa Tuhan benar-benar tidak terbatas, kun fayakun, apa yang terjadi maka terjadilah. Di kebon ada 2 pejantan BK-Saigon saudara setetasan, bodi, warna, gaya tarung, hampir semuanya mirip. Saya ingat betul, hari Sabtu saya hanya ke kebon di pagi hari, ngasih makan seperti biasa, siang harinya hujan turun terus sampai sore sehingga saya gak ke kebon. Malam harinya saya kepikiran daripada punya 2 pejantan yang hampir sama mending saya KURANGI salah satu. Saya berniat mau memfoto keesokan paginya untuk diiklankan. Minggu pagi seperti biasa ngasih makan ke kebon, dikurungan perjodohan betina pertama yang saya punya dengan pejantan hitam cucunya ada bilah bambu yang patah, pejantan hitam muda berdiri lemes di pojok, weehhh... ada apa ini?? lanjut ngasih makan dulu aja... Balik dari kurungan di pojok baru kelihatan pejantan BK-Saigon yang saya niatin salah satunya mau saya jual sudah terbaring kaku, hadeehh..... niat saya yang tadi malam, meskipun hanya dalam hati ternyata di-amini oleh malaikat dan Yang Kuasa, pejantan saya BERKURANG satu ekor he..he..he... Padahal kalau dilihat fisik ayamnya BK-Saigon ini lebih gede, lebih tua, lebih atos, jalu lancip 1,5 cm, sedangkan yang hitam badan lebih kecil, jalu jagung, bulu baru lengkap, ora gandeng babar blass, memang si hitam kena mata kanannya tapi yang mati justru yang gede, opo ra marai gumun? Saya nangkapnya santai saja, makhluk bernyawa pasti mati, dan dibalik kejadian ini mungkin yang kuasa punya maksud lain untuk saya.
Beberapa jantan muda sudah pindah kandang, namun di kebon masih ada beberapa betina yang dilepas bebas, karena keterbatasan kurungan sepertinya saya akan MENJUAL saja beberapa betina BK-Pakhoy dan BK, ada yang hitam ada yang kelabu, paling tua usianya 2 tahun, seingat saya beberapa ada di posting awal blog ini. Kalau minat betina cross BK-Saigon-pakhoy (pakhoy-nya sedikiiit...) juga boleh, tapi baru umur 2 bulan. Harga mahal, betina dewasa 300rb, mahal loh harga segitu bagi saya.. Yang masih umur 2 bulan cukup 100rb, juga mahal kan... Kalau pengen lihat ayah-ibunya juga beberapa masih ada. Khusus betina gundul warna coklat, umur 2 tahunan, bodi lumayan besar untuk betina, juga boleh tapi nunggu setelah periode bertelur+mengeram yang sekarang, harga special 600rb saja, cuma hati-hati aja, makannya buanyaaakk.... he..he..he...
Sudah saya sebut di awal, HARGA MAHAL, artinya itu sudah nett ya, jangan nawar lagi. Bagi yang minta foto, mohon maaaaaaafffff.... kabel data saya lagi soak belum sempat beli, jadi biar lebih mantap mendingan langsung ke tempat saya saja nggih....
Selasa, 10 Maret 2015
Kandang Masih Ada Isinya
Alhamdulillahhirobbil 'alamiin.....
Yang Kuasa masih berkenan memberikan dan membuka pintu rejeki bagi umatnya. Lama juga ya ternyata blog ini tidak saya update, yach... itu tadi kembali ke masalah rejeki dari Yang Kuasa. Bulan November 2014 saya diminta menempati bagian yang berbeda dengan load kerja yang lebih padat, apalagi akhir tahun. Jadinya gak sempat update karena memang kerjaan yang bertubi-tubi, dan efeknya juga berpengaruh ke isi kandang. Lumayan sering tidak sempat cek kandang kebon di sore hari, paling hanya cek kurungan yang dirumah, akibatnya kurungan yang yang sudah berumur cukup lama pun tidak terpantau kerusakannya, akibatnya lagi ya...tahu sendiri lah...
Seminggu yang lalu pejantan BK-Saigon lepas dari kurungan, pacroh gak ketahuan. Lawannya yg didalam kurungan sekarang masih teler, mata merem satu, kurungannya pun sampai bolong karena bilah bambunya sampai ada yang patah. Si BK-Saigon sendiri saya temukan di pojok kebon sudah kaku, nasib....
Masih ada saudara setetasan si BK-Saigon yang mati tadi yang sedang dijodohkan, karena betinanya sudah mengeram maka BK-Saigon yang satu ini pun saya pindah kurungan. Ternyata ada bagian kurungan yang sudah keropos sehingga dia bisa keluar. Kelanjutannya ya bisa ditebak, BK-Saigon ini pacroh dengan Pakhoy-BK yang ada di kurungan sebelah karena sedang dijodohkan. Hasilnya, muka pada hitam, untung gak parah, bilah bambu ada yang patah satu tapi belum lepas, hadeehhh...
Beberapa jantan muda yang dilepas bebas di kebon sudah pindah kandang, kualitasnya saya anggap bisa dipertanggungjawabkan, dari komentar si pembeli yang menggambarkan jago yang dia ambil, meski belum seperti yang saya inginkan. Mungkin besok akan bikin adiknya bila kurungan sudah selesai diperbaiki, namun sementara ini saya masih mencoba mencari pasangan yang baru yang sekiranya cocok.
Masih ada seekor jantan muda kelabu yang memang akan saya simpan dahulu, seiring umur yang telah mendekati dewasa maka si kelabu ini pun mulai menunjukkan "kejantanan"nya. Pagi ini tadi saat ngasih makan terlihat mukanya ada luka sedikit, ya gak apalah... Lanjut ngasih makan, sampai kurungan si BK-Saigon, lah....kok matanya merem kabeh, wis... mesti kehajar si kelabu nih... Mau ngurungin si kelabu di kurungan pun urung karena kurungannya sudah ada yang keropos, yowislah... biarin aja dulu, kepeksone pacroh yo kono karepmu.
Sementara ini baru ada jantan muda 2 ekor tapi ukurannya kecil, entahlah masih bisa tambah gede lagi atau enggak. Generasi bawahnya lagi dari pasangan indukan yang berbeda baru berumur 1,5 bulanan dan 1 mingguan, masih lama untuk bisa tahu kualitasnya seperti apa. Pertengahan bulan Maret ini tampaknya akan ada yang menetas lagi, dari pasangan yang berbeda pula, semoga kualitasnya bisa seperti yang diharapkan biar gak perlu mencoba-coba lagi.
*ini tetasan akhir Januari 2015, jantan ada 6 (terjual 3), ada afkirnya 1 ekor siap untuk opor lebaran Idul Fitri bulan Juli 2015
Di sisi lain, resiko kematian peliharaan tidak saya anggap sebagai halangan, halangan kecil mulai muncul. Ada tetangga sebelah yang menganggap tempat ternak saya bau, padahal tembok rumah dia cukup tinggi, angin-angin yang masuk ke rumah dia pun hanya kecil dan cukup tinggi. Mestinya kalau ada komplain malah datang dari rumah yang ada di depan kebon. Jengkelnya si tetangga ini gak berani bilang langsung ke saya, itu yang paling sangat saya benci, nggak jantan, kalau ada komplain saya lebih suka langsung face to face. Sempat sih Pak RT dan beberapa tetangga lain datang ke kebon, saya sih belum tahu kalau maksud mereka untuk mengecek, dan kenyatannya memang jauh dari bau yang menyengat. Saya merasa komplain ini hanya pemaksaan kehendak pribadi, nyatanya gak berani face-to face kok... dan saya juga merasa memang orang ini menyepelekan saya, karena dulu pernah ada kejadian yang membikin saya naik darah dan hampir saya melabraknya, namun istri saya melarang, ya akhirnya gak jadi meskipun saya betul-betul marah. Saya sih sudah siap untuk pembuktian kalau dia masih ngotot.
Kalau tetangga satunya lagi berani face to face, saya justru sangat menghargai yang ini karena dia langsung bilang kalau ada sesuatu, seperti awal mula dulu saat beberapa ekor ayam saya nangkring di temboknya dia dan bikin kotor, gak pake lama langsung saya respon dengan mengurung ayam yang bikin ulah tersebut. Belum lama dia bilang lagi katanya ada "mreki" (gurem kah?) yang mengganggu, tapi di kebon saya belum pernah menemukan gurem di ayam yang mengeram, mungkin maksudnya biar kurungannya agak digeser karena berada dekat dengan kamarnya. Kalau itu sih saya akui saya kurang memperhatikannya, mumpung kurungannya sudah mulai rusak memang sekalian akan saya geser dari tempat semula. Tapi nunggu ya bos, saya belum ada waktu untuk bikin kurungan, tapi jangan khawatir, itu akan jadi prioritas saya, terimakasih untuk permintaannya, good neighbour!!
Foto tetangga yang reseh dan yang baik? Gak usahlah, nanti jadi panjang urusannya, lagipula yang reseh bisa bikin penuh layar komputer, tersangkanya gendut sih... ha..ha..ha...ha... Saya gak takut sama dia meskipun beratnya 2x dari saya, bisa bayangin gak seberapa gendutnya kalau berat saya cuma 55kg? Tinggi saya 170cm, dia agak lebih tinggi sedikit.
Sudah ahh... malah ngerumpi, lanjutin lagi kapan-kapan kalau saya ada waktu.
Foto ayam yang mati dan teler ada sih, cuma kabel konektor HP saya bermasalah, mungkin ada serabut yang putus, jadi ya nunggu dulu sampai saya dapat kabel pengganti.
Yang Kuasa masih berkenan memberikan dan membuka pintu rejeki bagi umatnya. Lama juga ya ternyata blog ini tidak saya update, yach... itu tadi kembali ke masalah rejeki dari Yang Kuasa. Bulan November 2014 saya diminta menempati bagian yang berbeda dengan load kerja yang lebih padat, apalagi akhir tahun. Jadinya gak sempat update karena memang kerjaan yang bertubi-tubi, dan efeknya juga berpengaruh ke isi kandang. Lumayan sering tidak sempat cek kandang kebon di sore hari, paling hanya cek kurungan yang dirumah, akibatnya kurungan yang yang sudah berumur cukup lama pun tidak terpantau kerusakannya, akibatnya lagi ya...tahu sendiri lah...
Seminggu yang lalu pejantan BK-Saigon lepas dari kurungan, pacroh gak ketahuan. Lawannya yg didalam kurungan sekarang masih teler, mata merem satu, kurungannya pun sampai bolong karena bilah bambunya sampai ada yang patah. Si BK-Saigon sendiri saya temukan di pojok kebon sudah kaku, nasib....
Masih ada saudara setetasan si BK-Saigon yang mati tadi yang sedang dijodohkan, karena betinanya sudah mengeram maka BK-Saigon yang satu ini pun saya pindah kurungan. Ternyata ada bagian kurungan yang sudah keropos sehingga dia bisa keluar. Kelanjutannya ya bisa ditebak, BK-Saigon ini pacroh dengan Pakhoy-BK yang ada di kurungan sebelah karena sedang dijodohkan. Hasilnya, muka pada hitam, untung gak parah, bilah bambu ada yang patah satu tapi belum lepas, hadeehhh...
Beberapa jantan muda yang dilepas bebas di kebon sudah pindah kandang, kualitasnya saya anggap bisa dipertanggungjawabkan, dari komentar si pembeli yang menggambarkan jago yang dia ambil, meski belum seperti yang saya inginkan. Mungkin besok akan bikin adiknya bila kurungan sudah selesai diperbaiki, namun sementara ini saya masih mencoba mencari pasangan yang baru yang sekiranya cocok.
Masih ada seekor jantan muda kelabu yang memang akan saya simpan dahulu, seiring umur yang telah mendekati dewasa maka si kelabu ini pun mulai menunjukkan "kejantanan"nya. Pagi ini tadi saat ngasih makan terlihat mukanya ada luka sedikit, ya gak apalah... Lanjut ngasih makan, sampai kurungan si BK-Saigon, lah....kok matanya merem kabeh, wis... mesti kehajar si kelabu nih... Mau ngurungin si kelabu di kurungan pun urung karena kurungannya sudah ada yang keropos, yowislah... biarin aja dulu, kepeksone pacroh yo kono karepmu.
Sementara ini baru ada jantan muda 2 ekor tapi ukurannya kecil, entahlah masih bisa tambah gede lagi atau enggak. Generasi bawahnya lagi dari pasangan indukan yang berbeda baru berumur 1,5 bulanan dan 1 mingguan, masih lama untuk bisa tahu kualitasnya seperti apa. Pertengahan bulan Maret ini tampaknya akan ada yang menetas lagi, dari pasangan yang berbeda pula, semoga kualitasnya bisa seperti yang diharapkan biar gak perlu mencoba-coba lagi.
*ini tetasan akhir Januari 2015, jantan ada 6 (terjual 3), ada afkirnya 1 ekor siap untuk opor lebaran Idul Fitri bulan Juli 2015
Di sisi lain, resiko kematian peliharaan tidak saya anggap sebagai halangan, halangan kecil mulai muncul. Ada tetangga sebelah yang menganggap tempat ternak saya bau, padahal tembok rumah dia cukup tinggi, angin-angin yang masuk ke rumah dia pun hanya kecil dan cukup tinggi. Mestinya kalau ada komplain malah datang dari rumah yang ada di depan kebon. Jengkelnya si tetangga ini gak berani bilang langsung ke saya, itu yang paling sangat saya benci, nggak jantan, kalau ada komplain saya lebih suka langsung face to face. Sempat sih Pak RT dan beberapa tetangga lain datang ke kebon, saya sih belum tahu kalau maksud mereka untuk mengecek, dan kenyatannya memang jauh dari bau yang menyengat. Saya merasa komplain ini hanya pemaksaan kehendak pribadi, nyatanya gak berani face-to face kok... dan saya juga merasa memang orang ini menyepelekan saya, karena dulu pernah ada kejadian yang membikin saya naik darah dan hampir saya melabraknya, namun istri saya melarang, ya akhirnya gak jadi meskipun saya betul-betul marah. Saya sih sudah siap untuk pembuktian kalau dia masih ngotot.
Kalau tetangga satunya lagi berani face to face, saya justru sangat menghargai yang ini karena dia langsung bilang kalau ada sesuatu, seperti awal mula dulu saat beberapa ekor ayam saya nangkring di temboknya dia dan bikin kotor, gak pake lama langsung saya respon dengan mengurung ayam yang bikin ulah tersebut. Belum lama dia bilang lagi katanya ada "mreki" (gurem kah?) yang mengganggu, tapi di kebon saya belum pernah menemukan gurem di ayam yang mengeram, mungkin maksudnya biar kurungannya agak digeser karena berada dekat dengan kamarnya. Kalau itu sih saya akui saya kurang memperhatikannya, mumpung kurungannya sudah mulai rusak memang sekalian akan saya geser dari tempat semula. Tapi nunggu ya bos, saya belum ada waktu untuk bikin kurungan, tapi jangan khawatir, itu akan jadi prioritas saya, terimakasih untuk permintaannya, good neighbour!!
Foto tetangga yang reseh dan yang baik? Gak usahlah, nanti jadi panjang urusannya, lagipula yang reseh bisa bikin penuh layar komputer, tersangkanya gendut sih... ha..ha..ha...ha... Saya gak takut sama dia meskipun beratnya 2x dari saya, bisa bayangin gak seberapa gendutnya kalau berat saya cuma 55kg? Tinggi saya 170cm, dia agak lebih tinggi sedikit.
Sudah ahh... malah ngerumpi, lanjutin lagi kapan-kapan kalau saya ada waktu.
Foto ayam yang mati dan teler ada sih, cuma kabel konektor HP saya bermasalah, mungkin ada serabut yang putus, jadi ya nunggu dulu sampai saya dapat kabel pengganti.
Langganan:
Postingan (Atom)