Babon blorok sempat saya kawinkan dengan 3 pejantan berbeda.
Saya pikir nantinya akan cukup mudah membedakan anakannya karena 3 pejantan ini
punya ciri-ciri yang berbeda, ternyata lumayan susah juga untuk memastikan masing-masing anakan. Pejantan yang kawin dengan babon blorok adalah
Jago-2, jago ciker milik kakak (ciri
birmanya kental, brewokan), dan jago kelabu (setetasan dengan jago hitam yang
mati diadu). Dengan 3 pejantan ini menetas 9 telor , mati 2, ada 2 jantan
sisanya betina. Jantan 1 kakinya kuning, kaki ciker: kemungkinan besar anak
pacek ciker. Jantan 2 kakinya hijau, tulang kasar: kemungkinan besar anak
jago-2. Ada 1 betina berwarna kelabu: kemungkinan besar anak jago kelabu.
Sisanya berwarna hitam, ada yang agak brewok.
Sebenarnya ada 1 betina hitam, betina kelabu dan anak jantan
kaki hijau saya prioritaskan untuk dipelihara lebih intensif, namun apadaya
nasib menentukan lain. Saat betina hitam dan kelabu terserang sakit, yang hitam
tidak sanggup bertahan sedang yang betina ternyata bisa sehat lagi. Tapi betina
kelabu tiba-tiba saja kakinya patah di pangkal atas paha, terpaksa pindah
kandang di panci. Jantan kaki hijau tidak bisa bertahan saat kena penyakit,
hanya beberapa menit setelah saya suapi makan dan saya keluarkan dari kandang
tiba-tiba saja kelojotan terus mati, waduuuhh….
Jantan muda kaki ciker kini sudah berumur 6 bulan, badannya
lumayan, tinggi sedang, panjang, tapi sayapnya bogang. Kalau hanya untuk
pelatih sih kayaknya masih bisa, tunggu sajalah nanti sampai saatnya dia
dewasa. Tiga betina yang lain tumbuh sehat sampai saat ini dan ke depannya
mungkin akan jadi selir bagi jago wido.
Jantan ciker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar