Mengenai Saya

WA: 082124760048

Rabu, 19 November 2014

Berkah atau cobaan ??

Hiburan tiap weekend tiba bagi saya adalah bisa berkumpul dengan keluarga, bermain dengan anak-anak, dan tidak ketinggalan bermain dengan ayam-ayam di kebon. Nah...yang terakhir nih kadang jadi hiburan kadang bikin jengkel. Hari Minggu yang lalu (16/11) hujan turun cukup lama dan deras, akumulasi dengan hujan di hari-hari sebelumnya membuat tanah di kebun mulai lunak dan gembur. Di kebun nih ada dua rumpun pohon pisang kepok, yang di timur ada 2 pohon, yang satu sudah mulai keluar buahnya, satunya masih kecil. Rumpun yang di utara tengah, ada 3 pohon, 1 pohon sudah berbuah tinggal nunggu matang, 2 pohon sudah gede nunggu keluar tandan. Rumpun yang ini pohonnya gede-gede, yang sudah berbuah diameter pohonnya lebih dari 30 cm, kalau saya peluk tangan kanan masih bisa pegang belakang telapak tangan kiri. Sayangnya rumpun yang ini tumbuhnya dangkal jadi rentan roboh. Karena tanah yang gembur akhirnya kejadian, satu demi satu pohon pisang ini roboh tidak kuat menyangga beban beratnya sendiri. Masih untung tidak menimpa rumah tetangga sebelah meskipun harus saya beresi sampai habis maghrib. Buseettt dah...berat tandan pisangnya lebih berat dari berat anak sulung saya yang kelas 1 SD, tandannya lebih tinggi dari anak kedua saya yang umurnya 2 tahun. Berturut-turut pohon pisang ini roboh di hari Minggu, Senin, dan Selasa. Capeknya....
Hari Rabu pagi, ada pejantan yang lepas dari kandang karena ada jeruji yang patah. Ya gitu deh, pacroh dengan Olan Jr. yang ada di kandang lain. Oan Jr. masih cukup baik, cuma kegores dikit, udah diniati bawa ke rumah biar aman, sedang yang lepas karena sudah lemas sedang dihajar ayam muda yang memang dilepas. Beres masukin yang lemes ke kurungan lagi, pulang bentar bikin pakan trus balik lagi ke kebon. Buseetttt dahh....!! Olan Jr. sudah lemes, darah disana-sini, bonyok gak karuan, sementara jantan muda yang dilepas masih pecicilan di dekat kurungannya, ini nih biang keroknya!! Haduuuhhh.....mana jam udah mepet mo berangkat kerja malah ada kejadian kayak gini, terpaksa bersihin seadanya, minumin air gula jawa anget, kasih pereda sakit + antibiotik, tinggal pergi dah.
Hati ini sudah siap dengan kemungkinan terburuk, pulang kerja cek Olan Jr. ternyata masih hidup. Kasih minum lagi, kasih makan dikit, kasih obat lagi. Pagi ini cek lagi masih hidup, kasih minum & makan agak banyak, kasih obat lagi. Nanti sore cek lagi, masih bertahan atau wassalam. Yang bikin nyesek adalah saya nggak bisa lagi bikin keturunan pejantan ini, induknya memang masih tapi paceknya sudah gak ada. Olan Jr. adalah satu-satunya anak pejantan Olan. Olan adalah hasil inbreed dan hanya satu-satunya yang menetas dalam satu eraman. Sementara jantan yang kemarin lepas juga masih mabok, belum mau makan, cuma mau ngrawat juga gak ada waktu.
Di kurungan lain tadi pagi sudah kedengaran ciap-ciap anak ayam, cek di eraman ternyata 6 telur menetas semua, alhamdulillah.... punya keturunan lagi dari pacek pakhoy dengan induk BK, moga-moga gak dihabisi tikus lagi. PR harus segera dilanjut, dirumah masih ada proyek bikin kurungan khusus untuk anakan, baru tahap 25 %, masih panjang jalannya sementara, ada indukan lain yang juga akan menetaskan telurnya di bulan November ini. Bismillahhirrokhmannirrokhiim...semoga diberi kesehatan utnuk melanjutkan pekerjaan yang menumpuk ini.
foto nyusul yah, kalau sempat.

update 20/12/2014:

pohon pisang ambruk, berattt bro....
 panjang tandan dari sisir paling atas sampai sisir paling bawah mencapai 75 cm





Olan Jr., pejantan yang paling di eman karena pembawa gen yang saya harapkan bisa menurunkan tipe tarung seperti buyutnya akhirnya tewas, sepertinya gegar otak. Anakannya tinggal tersisa 3 ekor dari 2 betina berbeda, moga-moga segera ada waktu untuk menyelesaikan kurungan untuk anakan sehingga 3 ekor yang tersisa bisa dipindah agar kesehatan dan pertumbuhannya lebih terpantau. Nggak bisa bikin lagi keturunan yang kayak gini , nyeseeekk bener....

6 ekor anakan dari pacek pakhoy dengan induk BK tinggal 2 ekor akibat seleksi alam.