Masih dalam
proses pencarian keturunan yang memenuhi standar kualitas yang bisa dipakai
sebagai ayam adu maka coba-coba mengawinkan jantan & betina –tentu saja
harus melihat darah keturunannya- hanyalah satu-satunya cara untuk memperolah
jawaban. Saya ingin punya ayam yang tarungnya lincah, punya teknik bertarung
tapi itu bukan yang utama, pukul cepat dan keras. Keturunan pukul keras sudah
ada dari Babon Blorok, semua keponakan Blorok yang ada di teman saya “A” punya
pukul keras meskipun sudah keturunan ke-3 dari Kasus. Disana ada 1 ekor anak
Kasus – dinamai Lanceng, umur 1 tahun lebih dikit- yang ini ditawar 1500 tidak
diberikan karena dipakai untuk pacek utama. Salah satu anak Lanceng dinamai
Negro, umur belum ada setahun. Dasar yang punya ayam lagi kesenengen punya ayam
lumayan bagus, di awal September ini dalam hitungan 1 minggu Negro bikin KO 3
latih tandingnya, nekat bener dia,
seminggu di abar 3x. Ada rekaman Lanceng diabar dengan Negro, silahkan
cari di Youtube, judulnya “Lanceng vs Negro”, tapi kalo yang ini tidak ada
KO-nya.
Kemudian
untuk cari yang pukul cepat ya ambil dari keturunan Birma, dua-duanya sudah ada
nih.. jadi jago Ciker saya kawinkan saja dengan betina setetasan –Babon E-
dengan perkiraan nanti bisa dapat kombinasi Bangkok-Bangkok, Brima-Bangkok,
atau Birma-Birma dannn….. menunggu minimal 7 bulan untuk bisa tahu nanti
mainnya seperti apa, lama ya… ?? emang lama, makanya harus sabar….
Ciker &
babon E akhirnya mau berjodoh dan bertelur, salah satu telurnya dititip ke
Babon D dan menetas. Babon E sendiri juga mengerami 6 telur, perkiraan sih
tanggal 24 September ini menetas. Tanggal 20 September sudah terdengar
ciap-ciap anak ayam, memang belum sempat melihat langsung karena harus segera
berangkat kerja, dan akibatnya saat pulang kerja nemu si kecil dah mati dengan
bekas penganiayaan di tubuhnya. Memang sih waktu itu masih ada seekor dere
betina anak Blorok yang diumbar bebas dan 5 ekor anak Kelabu, mungkin si kecil
jadi sasaran keisengan yang keterlaluan, yahh…. Ikhlas saja lah…. Tanggal 22
September menetas lagi 2 ekor, hampir saja jadi korban yang kedua, untung saja
ketahuan karena saya kebetulan sedang di rumah. Di tempat eraman masih ada sisa
3 butir telur, moga-moga saja diberi rejeki lebih, aminnn……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar